Kebakaran Maut di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Tragedi kebakaran terjadi pada Jumat, 7 Maret 2025, di sebuah toko kelontong di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Tragedi tersebut merenggut nyawa seorang ibu hamil, Syamsiah Muhamad (33), beserta dua anaknya, Muhammad Fahaat (4) dan Muhammad Faqih (2). Ketiga korban ditemukan tewas dalam kondisi hangus terbakar setelah terjebak di dalam bangunan yang dilalap api.

Kebakaran ini mengundang duka mendalam bagi warga sekitar. Para tetangga yang mengetahui kejadian berusaha memberikan pertolongan, namun kobaran api yang cepat membesar membuat upaya penyelamatan menjadi mustahil. Beberapa saksi mata menyatakan bahwa mereka sempat mendengar teriakan minta tolong dari dalam toko sebelum akhirnya api melalap seluruh bangunan.

Kronologi Kejadian: Terjebak dalam Kobaran Api

Insiden terjadi sekitar pukul 02.00 WITA, saat sebagian besar warga tengah terlelap. Api pertama kali terlihat dari bagian depan toko dan dengan cepat menyebar ke seluruh bangunan. Syamsiah yang terbangun dari tidurnya segera menyadari bahaya dan mencoba menyelamatkan kedua anaknya dengan menembus kobaran api. Sayangnya, usahanya tidak berhasil, dan mereka bertiga akhirnya ditemukan meninggal dalam keadaan mengenaskan.

Suami korban, Istiar Harun, tidak berada di tempat saat kejadian karena bekerja sebagai nelayan. Kabar duka ini menghancurkan hatinya, terlebih karena ia kehilangan seluruh anggota keluarganya dalam satu kejadian tragis.

Penyebab Kebakaran: Dugaan Korsleting Listrik

Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa kejadian ini diduga dipicu oleh korsleting listrik di bagian depan toko. Api dengan cepat menjalar karena bangunan terbuat dari bahan mudah terbakar seperti kayu dan triplek. Upaya pemadaman oleh warga sekitar pun sulit dilakukan karena keterbatasan alat, sementara pemadam kebakaran baru tiba setelah api sudah melalap habis toko tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran setempat, kurangnya sistem keamanan di rumah-rumah dan toko-toko kecil menjadi salah satu penyebab banyaknya korban dalam insiden seperti ini. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bahaya korsleting listrik dan selalu menyediakan alat pemadam kebakaran ringan di rumah dan tempat usaha.

Tragedi Serupa yang Berulang

Kejadian ini menambah daftar panjang insiden serupa di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kasus kebakaran di rumah tinggal dan tempat usaha yang merenggut nyawa akibat kurangnya sistem keamanan. Pada Januari 2023, sebuah toko material di Bekasi mengalami kebakaran hebat yang juga menewaskan seorang ibu dan dua anaknya.

Selain faktor korsleting listrik, banyak kebakaran disebabkan oleh kelalaian dalam penggunaan peralatan elektronik dan gas. Banyak rumah dan toko kecil tidak memiliki sistem ventilasi yang baik, sehingga ketika api muncul, asap tebal dengan cepat memenuhi ruangan dan menyulitkan korban untuk menyelamatkan diri.

Pentingnya Kewaspadaan terhadap Kebakaran

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesadaran dan langkah pencegahan terhadap potensi kebakaran, terutama di lingkungan tempat tinggal dan usaha yang menggunakan instalasi listrik. Pemerintah daerah setempat berencana untuk menggalakkan sosialisasi terkait keamanan listrik dan tata cara penanggulangan kebakaran agar masyarakat lebih siap menghadapi kondisi darurat.

Selain itu, warga diimbau untuk secara rutin memeriksa instalasi listrik di rumah dan tempat usaha, menggunakan bahan bangunan yang lebih tahan api, serta memiliki alat pemadam kebakaran sebagai langkah antisipasi. Dengan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik, diharapkan tragedi serupa tidak lagi terjadi di masa mendatang.