Mewujudkan Harapan Lewat Kerajinan Tangan Anyaman dan Tenun

Warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan semangat dan kreativitas luar biasa dengan menghasilkan berbagai kerajinan tangan bernilai seni tinggi. Beragam produk telah mereka ciptakan, mulai dari bingkai foto yang terbuat dari anyaman bambu, gelang tangan berbahan sarung tenun, hingga bingkai dari kain perca. Semua hasil karya ini bukan hanya menjadi bentuk ekspresi seni, tetapi juga bagian dari proses pembinaan dan pemberdayaan mereka di dalam tahanan.

Program ini digagas bersama komunitas sosial Aku Sikka, yang selama ini aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat. Komunitas ini tidak hanya mengajarkan teknik membuat kerajinan tangan, tetapi juga memberikan pelatihan pembuatan bakso dan tempe sebagai bekal keterampilan usaha bagi warga binaan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menciptakan peluang baru bagi mereka setelah keluar dari rutan, sehingga dapat membuka usaha mandiri dan terbebas dari stigma negatif sebagai mantan narapidana.

Pembinaan Berkelanjutan: Seni, Agama, dan Kemanusiaan

Pelatihan di Rutan Maumere juga mencakup aspek seni dan spiritual. Warga binaan yang berkelakuan baik diberi kesempatan menjadi tahanan pendamping (tamping) di bidang kebersihan dan kesehatan. Mereka juga membentuk kelompok tari tradisional untuk tampil saat rutan menerima kunjungan pejabat.

Kegiatan rohani dilakukan bekerja sama dengan kantor agama Sikka dan rohaniawan dari Ledalero. Salah satu warga binaan, Rolli, mengungkapkan rasa terima kasihnya. Ia merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik, seolah berada di rumah sendiri.

Program Jangka Panjang: Persiapan Kembali ke Masyarakat

Komunitas Aku Sikka akan meluncurkan program pelatihan lanjutan pada 9–13 Maret 2025. Pelatihan tersebut mencakup Gong Waning, tarian Hegong, pengolahan makanan, dan kerajinan tangan. Sherly Irawati, Ketua Aku Sikka, menekankan pentingnya keterampilan ini untuk membantu warga binaan beradaptasi setelah bebas.

Kepala Rutan Maumere, Wachid Kurniawan Budi Santoso, sangat mendukung program ini. Ia berharap pembinaan ini bisa mengurangi angka residivisme dan mempermudah reintegrasi sosial warga binaan.