Harga Minyak Anjlok, Investor Gelisah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan tajam dalam beberapa pekan terakhir, yang mengundang kekhawatiran di kalangan investor global. Penurunan ini didorong oleh kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang memberlakukan tarif impor terhadap beberapa negara besar, termasuk Kanada, Meksiko, dan China.

Harga Minyak Terus Merosot

Pada Senin, 10 Maret 2025, harga minyak Brent turun sebesar 6 sen, menjadi US$70,30 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS juga menurun 8 sen, mencapai US$66,96 per barel. Penurunan ini mencerminkan kecemasan pasar terhadap dampak kebijakan tarif AS yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan mempengaruhi permintaan energi.

Lonjakan Stok Minyak AS Menambah Tekanan

Selain kebijakan tarif, lonjakan stok minyak mentah AS memberikan tekanan tambahan pada harga minyak. Stok minyak mentah AS naik sebesar 3,6 juta barel menjadi 433,8 juta barel dalam sepekan terakhir, jauh melebihi perkiraan analis. Kondisi ini semakin memperburuk prospek pasar energi global.

OPEC+ dan Ketidakpastian yang Menghantui

Ketidakpastian terkait kebijakan tarif, ditambah dengan keputusan OPEC+ yang berencana meningkatkan produksi minyak pada April 2025, semakin memperburuk situasi. Meskipun ada upaya diplomatik oleh Trump untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina, investor tetap waspada terhadap dampak kebijakan proteksionis yang dapat mempengaruhi sektor energi dan perekonomian global.

Kesimpulan: Ketidakpastian yang Membuat Gelisah

Kombinasi antara kebijakan tarif, lonjakan stok minyak AS, dan keputusan produksi OPEC+ telah menciptakan ketidakpastian yang signifikan di pasar minyak. Hal ini menyebabkan penurunan harga yang tajam dan meningkatkan kecemasan di kalangan investor, mencerminkan ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung.