
Usaha Kerang Hijau Menjadi Penopang Ekonomi Masyarakat Pesisir
Usaha budidaya dan pengolahan kerang hijau kini menjadi salah satu sektor ekonomi yang cukup menjanjikan bagi masyarakat pesisir di berbagai daerah Indonesia. Selain menghasilkan pendapatan yang stabil, usaha ini juga turut membantu menyerap tenaga kerja lokal, khususnya perempuan yang terlibat dalam proses pengupasan, pencucian, hingga pengemasan hasil panen kerang.
Di wilayah pesisir seperti Muara Angke (Jakarta Utara), Sidoarjo (Jawa Timur), dan Serang (Banten), usaha ini berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam satu usaha skala menengah saja, bisa melibatkan 20 hingga 50 pekerja harian, mulai dari nelayan penangkap, tenaga sortir, hingga pedagang kecil.
Tantangan Lingkungan: Limbah Cangkang Menggunung
Meski memberi dampak ekonomi positif, usaha ini juga menyisakan persoalan serius, yakni limbah cangkang kerang hijau. Setiap hari, ton limbah cangkang dibuang ke sekitar tempat pengolahan atau dibakar secara sembarangan, menimbulkan bau tak sedap, pencemaran lingkungan, dan potensi penyebaran penyakit.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, satu ton kerang hijau menghasilkan sekitar 600 kilogram limbah cangkang. Jika tidak dikelola dengan baik, jumlah ini bisa mencemari area pesisir serta mengganggu aktivitas warga dan ekosistem sekitar.
Solusi Daur Ulang Masih Terbatas
Pengelolaan limbah cangkang masih minim dan belum terorganisir. Beberapa komunitas dan LSM mencoba mendaur ulang cangkang menjadi barang berguna. Mereka mengolahnya menjadi kerajinan tangan, bahan campuran paving block, hingga bahan baku kalsium. Namun, upaya ini belum mampu mengatasi seluruh volume limbah yang dihasilkan.
Pemerintah daerah perlu mendorong inovasi dalam pengolahan limbah. Insentif bisa diberikan kepada pelaku usaha yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Kolaborasi dengan UMKM, akademisi, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan solusi berkelanjutan.
Harapan ke Depan
Agar usaha kerang hijau tetap berkelanjutan, keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan harus dijaga. Pemerintah pusat dan daerah perlu memberikan pelatihan manajemen limbah. Bantuan teknologi dan akses pasar untuk produk daur ulang juga sangat dibutuhkan.
Jika dikelola dengan baik, usaha kerang hijau bisa menjadi penggerak ekonomi yang ramah lingkungan. Model usaha ini berpotensi besar untuk dikembangkan di berbagai daerah pesisir Indonesia.