Masalah Sanitasi Masih Menjadi Tantangan Serius

Kota Bandung, sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan dasar warganya. Salah satu persoalan yang belum terselesaikan sepenuhnya adalah akses terhadap sanitasi layak. Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Bandung, sekitar 466 ribu jiwa atau 22% dari total penduduk belum memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang memadai.

Dampak Buruk Sanitasi Tidak Layak

Sanitasi yang tidak layak bukan hanya menyangkut kenyamanan, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Kondisi ini turut memengaruhi kualitas lingkungan sekitar. Kurangnya akses ke toilet bersih dan sistem pengolahan limbah yang aman meningkatkan risiko penyakit seperti diare dan infeksi pencernaan. Anak-anak juga berisiko mengalami stunting. Dalam jangka panjang, masalah ini menurunkan produktivitas dan menambah beban biaya kesehatan bagi pemerintah.

Upaya Pemerintah Kota dan Tantangannya

Pemerintah Kota Bandung telah menginisiasi berbagai program untuk memperluas akses sanitasi. Salah satunya yaitu pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal dan individu di kawasan padat penduduk. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan anggaran, minimnya kesadaran masyarakat, serta kendala teknis seperti keterbatasan lahan.

Kepala Disperkim Kota Bandung menyatakan bahwa pihaknya menargetkan penurunan angka warga tanpa sanitasi layak sebesar 5% setiap tahun. Meski begitu, capaian tersebut sangat tergantung pada dukungan lintas sektor. Peran aktif masyarakat, swasta, dan lembaga donor menjadi sangat penting dalam mewujudkan target tersebut.

Keterlibatan Masyarakat dan Inovasi Dibutuhkan

Pakar tata kota dari Universitas Padjadjaran menyarankan pendekatan kolaboratif dan inovatif. Contohnya, melalui program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas), pelibatan warga dalam pembangunan IPAL skala kecil, dan penggunaan teknologi biofil di area sempit.

Edukasi publik juga sangat penting. Kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus terus ditingkatkan. Masih banyak warga yang buang air besar sembarangan atau membuang limbah domestik ke saluran air. Hal ini mencemari lingkungan dan mempersulit pemulihan secara menyeluruh.

Harapan untuk Kota Bandung yang Lebih Sehat

Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, penyediaan sanitasi layak menjadi kebutuhan mendesak. Tekanan terhadap lingkungan perkotaan juga semakin besar. Pemerintah Kota Bandung diharapkan mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak. Langkah kolektif dan berkelanjutan menjadi kunci agar Kota Bandung bisa terbebas dari permasalahan sanitasi dalam waktu dekat.