Tabanan, Bali – Organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Kabupaten Tabanan, Bali, dikabarkan telah dikenai pembatasan ketat atau ‘di-lockdown’ secara internal oleh aparat adat setempat. Keputusan ini diambil menyusul terjadinya insiden keributan yang diduga melibatkan anggota GRIB Jaya, sehingga memicu kekhawatiran warga dan tokoh adat.

Insiden Picu Kekhawatiran Masyarakat

Ketegangan meningkat ketika sekelompok orang yang mengaku sebagai anggota GRIB Jaya dilaporkan terlibat dalam sebuah konflik di salah satu wilayah di Tabanan. Peristiwa ini membuat aparat desa adat bertindak cepat untuk mencegah meluasnya ketegangan, khususnya agar tidak berdampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat sekitar.

“Setelah insiden itu, kami langsung berkumpul dan mengambil keputusan untuk sementara menutup atau membatasi aktivitas organisasi tersebut di wilayah adat kami,” ujar salah satu tokoh adat setempat.

Pecalang Ambil Alih Keamanan Wilayah

Sebagai garda depan pengamanan desa adat, pecalang—petugas keamanan tradisional Bali—langsung diturunkan untuk melakukan penjagaan ketat di wilayah yang menjadi basis GRIB Jaya. Dalam pernyataannya, perwakilan pecalang menegaskan bahwa mereka sanggup menjaga wilayah mereka tanpa intervensi dari pihak luar.

“Kami tidak ingin wilayah kami menjadi tempat konflik antar kelompok. Kami sanggup menjaga wilayah kami sendiri sesuai dengan nilai dan tradisi adat Bali,” tegas seorang pecalang saat ditemui media.

Pecalang melakukan patroli rutin dan mendirikan pos penjagaan untuk memastikan tidak ada aktivitas mencurigakan. Langkah ini mendapat dukungan dari masyarakat yang merasa lebih tenang dengan kehadiran aparat keamanan tradisional di lingkungan mereka.

Pemerintah Daerah dan Kepolisian Turut Memantau

Pihak Pemerintah Kabupaten Tabanan bersama Polres Tabanan dikabarkan turut memantau perkembangan situasi tersebut. Meski belum memberikan keterangan resmi secara lengkap, pihak kepolisian menyebut bahwa koordinasi dengan tokoh adat dan pecalang terus dilakukan untuk menjaga situasi tetap kondusif.

“Kami serahkan penanganan awal pada pecalang dan aparat desa adat karena mereka yang lebih tahu dinamika masyarakatnya. Namun kami tetap siaga dan siap turun bila diminta,” ujar seorang pejabat dari Polres Tabanan.

Masyarakat Dukung Langkah Tegas

Warga mendukung langkah tegas aparat adat. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang. Warga ingin wilayah mereka tetap damai dan harmonis.

“Ini jadi pelajaran bagi semua pihak. Jangan bawa urusan organisasi ke dalam wilayah adat,” kata salah satu warga.

Kesimpulan

Lockdown internal terhadap GRIB Jaya di Tabanan menunjukkan kuatnya peran adat dalam menjaga ketertiban. Pecalang terbukti mampu bertindak cepat. Dengan dukungan masyarakat dan pemantauan aparat, situasi tetap aman. Langkah ini menjadi contoh nyata bahwa kearifan lokal mampu menjaga stabilitas sosial secara efektif.