
Penerbangan Bandara Komodo Dibatalkan, Penumpang Mengalami Penundaan
Labuan Bajo — Aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur menyebabkan sebaran abu vulkanik hingga ke wilayah Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Akibat kondisi tersebut, pihak otoritas Bandara Komodo mengambil keputusan untuk menutup sementara operasional bandara demi keselamatan penerbangan.
Penutupan ini mulai diberlakukan sejak Jumat pagi, 6 Juni 2025, pukul 08.00 WITA, setelah koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), AirNav Indonesia, dan maskapai terkait. Sejumlah penerbangan dari dan menuju Bandara Komodo terpaksa dibatalkan atau ditunda, menyebabkan ketidaknyamanan bagi ratusan penumpang.
Langkah Antisipatif dan Pemantauan Intensif
Kepala Bandara Komodo, I Wayan Artana, menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai bentuk kehati-hatian terhadap sebaran abu vulkanik yang bisa membahayakan mesin pesawat. “Kami mengutamakan keselamatan penumpang dan kru. Penutupan bersifat sementara dan akan terus dievaluasi sesuai perkembangan sebaran abu,” jelasnya dalam konferensi pers.
BMKG menyebutkan bahwa arah angin saat ini membawa partikel abu ke barat laut, mencakup area udara sekitar Labuan Bajo. Meskipun jarak antara Gunung Lewotobi dan Labuan Bajo cukup jauh, sebaran abu halus bisa mencapai radius ratusan kilometer di udara, tergantung pada ketinggian kolom letusan dan arah angin.
Dampak Terhadap Sektor Pariwisata
Penutupan Bandara Komodo memberikan dampak langsung terhadap sektor pariwisata di Labuan Bajo, yang menjadi salah satu destinasi unggulan nasional. Beberapa wisatawan asing yang hendak melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo dan sekitarnya harus menunda agenda mereka. Asosiasi pelaku wisata mengimbau agar wisatawan bersabar dan mengikuti informasi resmi dari otoritas bandara.
Sementara itu, Dinas Pariwisata Manggarai Barat telah membuka posko informasi dan bantuan bagi wisatawan yang terdampak. “Kami sudah menginstruksikan hotel dan pelaku wisata untuk memberikan kelonggaran jadwal bagi wisatawan yang mengalami kendala akibat penutupan bandara,” ujar Kepala Dinas Pariwisata setempat.
Penutupan Sementara, Evaluasi Berkala Dilakukan
Bandara Komodo akan tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Pihak AirNav dan BMKG akan terus melakukan pemantauan terhadap arah angin dan potensi bahaya abu vulkanik di ruang udara. Jika kondisi kembali aman, bandara akan dibuka secara bertahap.
Masyarakat dan wisatawan diminta terus mengikuti perkembangan melalui kanal resmi seperti situs BMKG, AirNav Indonesia, dan pengumuman dari maskapai penerbangan. Pemerintah daerah juga berkoordinasi aktif untuk meminimalkan dampak ekonomi dan sosial dari situasi ini.