Gaza, 10 Juli 2025 – Serangan udara terbaru yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 40 orang, termasuk perempuan dan anak-anak yang berlindung di tenda-tenda pengungsian. Serangan tersebut terjadi pada Kamis dini hari dan menargetkan beberapa wilayah di Jalur Gaza tengah dan selatan, memperburuk krisis kemanusiaan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Tenda Pengungsian Jadi Sasaran

Salah satu lokasi yang paling terdampak adalah area pengungsian di dekat Khan Younis, tempat ratusan warga sipil tinggal dalam tenda-tenda darurat. Menurut laporan dari otoritas kesehatan Gaza, serangan mengenai langsung barisan tenda, menewaskan banyak pengungsi yang sedang tidur. Sejumlah korban tewas termasuk anak-anak dan perempuan, dan puluhan lainnya mengalami luka berat.

Petugas medis dan relawan kemanusiaan melaporkan kesulitan dalam mengevakuasi korban karena keterbatasan alat medis dan ambulans, serta kondisi keamanan yang tidak menentu. Banyak jenazah ditemukan dalam kondisi hangus atau hancur, menyulitkan proses identifikasi.

Respons Dunia Internasional

Komunitas internasional mengecam serangan tersebut. PBB menyuarakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban sipil dan mendesak Israel untuk mematuhi hukum humaniter internasional. “Menargetkan lokasi sipil, terutama tempat penampungan pengungsi, tidak bisa diterima dan harus segera dihentikan,” ujar juru bicara Sekjen PBB dalam pernyataan resmi.

Sementara itu, Israel menyatakan bahwa serangan tersebut ditujukan kepada target-target militan Hamas yang disebut beroperasi di area permukiman sipil. Namun, bukti di lapangan menunjukkan tidak ada indikasi kehadiran militan di lokasi tenda saat serangan terjadi.

Kondisi Terkini di Gaza

Situasi di Gaza semakin memburuk seiring meningkatnya jumlah pengungsi yang kini mencapai lebih dari 1,5 juta jiwa. Banyak warga kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran dan kini menggantungkan hidup dari bantuan kemanusiaan yang masuk secara terbatas.

Organisasi kemanusiaan internasional memperingatkan bahwa jika serangan semacam ini terus berlanjut, risiko kelaparan dan wabah penyakit akan meningkat tajam. Fasilitas kesehatan di Gaza pun nyaris lumpuh, dengan rumah sakit kewalahan menangani korban luka dan kekurangan obat-obatan.

Penutup

Serangan 10 Juli 2025 menjadi salah satu insiden paling mematikan sejak konflik memuncak. Jumlah korban terus bertambah dari waktu ke waktu. Sementara itu, harapan akan gencatan senjata makin mengecil. Komunitas internasional berada dalam tekanan untuk segera bertindak. Perdamaian yang adil dan solusi jangka panjang kini sangat dibutuhkan.