Teheran – Iran menggelar prosesi pemakaman massal bagi 60 korban yang tewas dalam konflik bersenjata terbaru dengan Israel. Di antara para korban terdapat sejumlah perwira militer berpangkat tinggi. Salah satunya adalah seorang jenderal penting dari Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Pemakaman ini berlangsung dalam suasana duka dan mencerminkan meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Peringatan dan Doa Nasional

Pemakaman digelar serentak di beberapa kota besar, seperti Teheran, Isfahan, dan Mashhad. Ribuan warga, keluarga korban, serta pejabat pemerintah dan militer turut hadir. Di Teheran, upacara dipusatkan di kompleks pemakaman Behesht-e Zahra. Lokasi ini merupakan tempat peristirahatan para syuhada dan tokoh nasional Iran.

Warga membawa foto-foto korban dan bendera Iran. Para pemuka agama memimpin doa dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Komandan Garda Revolusi, Mayor Jenderal Hossein Salami, menyampaikan pidato duka. Ia memuji para korban sebagai martir yang gugur membela kehormatan bangsa.

Petinggi Militer Jadi Korban

Salah satu korban yang menonjol adalah Brigadir Jenderal Reza Karimi. Ia dikenal sebagai tokoh penting dalam unit operasi luar negeri IRGC, Pasukan Quds. Karimi dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di dekat perbatasan Suriah pekan lalu.

Kementerian Pertahanan Iran menyatakan Karimi gugur saat menjalankan tugas membela kedaulatan negara. Pemerintah juga mengonfirmasi bahwa 12 anggota militer lain turut tewas. Di antara mereka terdapat dua kolonel dan empat perwira muda.

Ketegangan Regional Memuncak

Konflik Iran-Israel kembali memanas dalam beberapa pekan terakhir. Kedua pihak saling melancarkan serangan di wilayah Suriah dan Lebanon Selatan. Iran menuduh Israel meningkatkan serangan terhadap infrastruktur dan personel militernya. Sebaliknya, Israel menyatakan serangan itu untuk mempertahankan diri dari ancaman milisi pro-Iran. Mereka menyebut Hizbullah dan kelompok bersenjata lainnya sebagai dalang, yang disebut didukung langsung oleh Teheran.

Respons Internasional

Dewan Keamanan PBB menyerukan agar konflik segera diredakan. Negara-negara besar seperti Rusia, Tiongkok, dan sejumlah negara Eropa juga meminta kedua pihak menahan diri. Mereka mendesak diadakannya dialog untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda meredanya ketegangan.

Sementara itu, rakyat Iran menunjukkan solidaritas mereka. Media sosial dipenuhi tagar seperti #MartirIran dan #BalasDendam. Banyak warga menyerukan tindakan balasan atas serangan yang menewaskan petinggi militer.

Penutup

Pemakaman 60 korban ini menjadi simbol duka dan juga peringatan. Konflik ini mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah. Kehilangan petinggi militer kemungkinan akan memicu respons keras dari Iran. Pemerintah menyatakan darah para martir tidak akan tumpah sia-sia. Mereka berjanji bahwa balasan akan datang pada waktu yang tepat.