
Jakarta, 16 Mei 2025 — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi memperketat aturan terkait promosi obat dan kosmetik oleh influencer di media sosial. Langkah ini diambil karena banyaknya praktik promosi yang dinilai menyesatkan, berlebihan, bahkan bisa membahayakan konsumen.
Latar Belakang Pengetatan Aturan
BPOM menyatakan bahwa promosi produk kesehatan dan kecantikan melalui media sosial berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak influencer, termasuk selebriti dan konten kreator, memasarkan produk tanpa memahami kandungan dan izin edar produk tersebut. Beberapa di antaranya bahkan diduga mempromosikan produk ilegal atau memberikan klaim medis yang belum terbukti secara ilmiah.
Kepala BPOM, Penny K. Lukito, menegaskan bahwa promosi yang tidak sesuai aturan dapat membahayakan masyarakat. Karena itu, BPOM merasa perlu menetapkan pedoman baru yang lebih ketat. Tujuannya adalah memastikan promosi tetap aman dan sesuai dengan standar keamanan, khasiat, serta mutu.
Aturan Baru untuk Influencer
Dalam aturan yang diperbarui, setiap promosi obat dan kosmetik oleh influencer wajib mencantumkan nomor izin edar resmi. Klaim berlebihan dan janji hasil instan dilarang keras. Influencer juga tidak boleh menyarankan penggunaan obat tanpa resep dokter untuk kondisi medis tertentu.
BPOM juga mengharuskan adanya bukti kerja sama resmi antara pemilik produk dan influencer. Jika terjadi pelanggaran, keduanya bisa dimintai pertanggungjawaban. Selain itu, BPOM bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memantau konten digital terkait promosi produk.
Sanksi bagi Pelanggar
Influencer atau pemilik produk yang melanggar ketentuan bisa dikenai sanksi. Mulai dari teguran tertulis, penarikan konten, hingga proses hukum jika membahayakan kesehatan publik.
BPOM juga mengimbau masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas. Mereka diminta selalu memeriksa izin edar produk di situs resmi BPOM dan tidak mudah percaya pada testimoni yang belum terbukti secara ilmiah.
Penutup
Langkah BPOM ini mendapat sambutan positif dari banyak pihak. Kalangan medis dan organisasi konsumen menilai kebijakan ini sebagai upaya perlindungan publik dari produk yang tidak memenuhi standar.
Diharapkan, aturan baru ini membuat influencer lebih bertanggung jawab saat memilih produk untuk dipromosikan. Masyarakat pun akan lebih terlindungi dari informasi yang menyesatkan terkait obat dan kosmetik.